Konflik Palestina dan Israel sudah berlangsung lebih dari satu abad, melibatkan sejarah yang kompleks, ideologi, dan klaim teritorial yang bertentangan. Dunia melihat konflik ini dengan beragam perspektif, tergantung pada faktor politik, ideologi, dan hubungan internasional masing-masing negara.
Perspektif Negara-negara Barat
Sebagian besar negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, cenderung mendukung Israel dalam konflik ini. Dukungan ini sering kali terkait dengan aliansi strategis di Timur Tengah, serta faktor politik domestik, di mana kelompok pro-Israel memiliki pengaruh besar. Israel dilihat oleh banyak negara Barat sebagai negara demokratis yang menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok ekstremis, seperti Hamas, yang dikenal sebagai organisasi militan Palestina. Oleh karena itu, banyak negara Barat mengutuk serangan dari pihak Palestina yang menyasar warga sipil Israel, sementara mereka lebih cenderung mengabaikan atau meremehkan dampak serangan terhadap warga Palestina.
Namun, meskipun ada dukungan terhadap Israel, tidak sedikit negara Barat yang mengkritik kebijakan-kebijakan tertentu, seperti perluasan pemukiman di wilayah yang dipersengketakan dan serangan militer yang menyebabkan banyak korban sipil. Kritik ini sering kali datang dari masyarakat sipil dan organisasi internasional yang menuntut penghormatan terhadap hak asasi manusia dan hukum internasional.
Pandangan Negara-negara Dunia Islam
Sebaliknya, negara-negara di dunia Muslim cenderung mendukung Palestina. Negara-negara seperti Turki, Iran, dan negara-negara di Liga Arab secara terbuka mengecam kebijakan Israel yang dianggap menindas rakyat Palestina. Palestina dipandang sebagai simbol perjuangan melawan penjajahan dan ketidakadilan. Banyak negara ini juga mendukung hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan membentuk negara yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Namun, sikap ini juga dipengaruhi oleh dinamika politik internal dan konflik regional yang lebih luas, di mana beberapa negara memiliki kepentingan strategis tertentu. Misalnya, Iran yang mendukung kelompok-kelompok militan seperti Hamas dan Hezbollah, menganggap konflik ini sebagai bagian dari perjuangan melawan dominasi Barat di Timur Tengah.
Baca Juga : Record-Breaking Heatwave Sweeps Across Europe, Prompting Climate Concerns
Pandangan Negara-negara Non-Barat dan Organisasi Internasional
Negara-negara non-Barat, termasuk negara-negara berkembang dan organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sering kali mendesak agar kedua pihak menempuh jalur diplomatik untuk menyelesaikan konflik. PBB dan badan-badan terkaitnya, seperti UNRWA, sering kali menyoroti krisis kemanusiaan yang terjadi di wilayah Palestina dan menyerukan gencatan senjata serta solusi yang adil dan langgeng.
Kesimpulannya, pandangan dunia terhadap konflik Palestina-Israel sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor politik dan ideologis. Meskipun ada kesamaan seruan untuk perdamaian dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, kenyataannya solusi yang diinginkan tampaknya masih jauh dari tercapai.